Malam telah larut, kami tak sabar menunggu hari esok. Berbagai spekulasi kami munculkan. Mulai dari harapan optimistis sampai yang pesimistis. Namun kami harus dapat meredam perasaan yang telah berkecamuk, .....................................................................hingga pagi tiba.
Sang putri sudah terlihat lebih tegar setelah bangkit dari tempat tidurnya. Sang putri sudah mulai bisa tersenyum menyambut rutinitas. Meski masih saja menanyakan kapan benda kesayangannya akan dibawa ke toko untuk diperbaiki. Saya dan suami telah menyanggupinya hari itu akan ditanyakan ke toko.
Detik demi detik berlalu, jam menunjukkan pukul 10.00. Kami sudah parkir di depan toko. Bergegas kami membawa benda kesayangan sang putri ke dalam toko. Tanpa banyak basa-basi saya langsung mengemukaan permasalahan kami pada pegawai toko. Eh.....tanpa dinyana, tanpa disangka, ternyata sebab dari kekacauan biola adalah patahnya kayu kecil pengait antara tempat senar dan body nya.
Sang putri sudah terlihat lebih tegar setelah bangkit dari tempat tidurnya. Sang putri sudah mulai bisa tersenyum menyambut rutinitas. Meski masih saja menanyakan kapan benda kesayangannya akan dibawa ke toko untuk diperbaiki. Saya dan suami telah menyanggupinya hari itu akan ditanyakan ke toko.
Detik demi detik berlalu, jam menunjukkan pukul 10.00. Kami sudah parkir di depan toko. Bergegas kami membawa benda kesayangan sang putri ke dalam toko. Tanpa banyak basa-basi saya langsung mengemukaan permasalahan kami pada pegawai toko. Eh.....tanpa dinyana, tanpa disangka, ternyata sebab dari kekacauan biola adalah patahnya kayu kecil pengait antara tempat senar dan body nya.

(1) Saat menaruh pada tempatnya tidak pas sehingga tertekan di dalam tasnya, dan akhirnya patah
(2) Saat menaruh pada tempatnya tidak memegang body biola tapi tempat senarnya. Analisa ini sangat membantu kami untuk lebih tahu tentang perlakuan sebuah biola.
Tidak begitu lama kami menunggunya. Hanya sekitar 30 menit biola sudah seperti sediakala. Di samping itu biayanya juga sangat murah untuk ukuran umum.

Sesampainya di rumah, sang putri langsung memeriksa barang kesayangannya. Dan tak lupa memainkannya. Kali ini sudah tidak terdengar ngiikk...ngiik.. lagi. Yang tertangkap telinga saya adalah, do.., re..., mi..., fa..., sol..., la...., si.... Setelah kejadian itu, sang putri minta biolanya ditaruh jauh dari jangkauan anak-anak. Dia sendiri kalau mengambil harus naik ke atas kursi.
Dan les berikutnya sang putri sudah dapat membawa biolanya kembali. Dia sudah mulai belajar Twinkle-Twinkle Little Star, Lightly Row dan Ibu Kita Kartini. Semoga dia akan terus bersemangat latihan untuk lagu-lagu lainnya yang lebih kompleks.
By: Yunie Sudiro
1 komentar:
menarik bu....kasih syang orang tua yg bkin bnyak anak2 iri...hehehh
Posting Komentar