“Ma.., kapan naik busway?”, tanya anak saya pada suatu hari. Busway yang dimaksud adalah BRT (Bus Rapid Transport) yang ada di Semarang alias Trans Semarang. Dia selalu teringat akan hal itu setiap kali melewati shelter. Sudah setahun kehadiran alat transportasi ini di kota Semarang, tapi kami belum sempat mencobanya. Karenanya saya ingin segera mengajaknya untuk naik bis tersebut. Kebetulan keesokan harinya adalah hari libur nasional, tanggal 28 Mei 2010.
Gambar 1: Trans Semarang
Matahari mulai terbit, kami sekeluarga mulai menyiapkan diri untuk pergi sekedar berkeliling dalam kota Semarang naik Trans Semarang. Dari rumah kami mengendarai mobil sampai mall Ciputra-Simpang Lima. Waktu itu masih jam 09.30 WIB, tapi sudah mulai ada aktivitas di lingkungan mall. Suasana parkir masih lengang, hanya ada beberapa mobil yang sudah parkir. Dengan mudahnya kami mendapatkan tempat parkir, padahal biasanya agak siang sedikit mencari parkir di mall daerah Simpang Lima amat susah.
Kami berjalan menyusuri trotoar depan mall. Tepat depan antara mall Ciputra dan hotel Ciputra terdapat shelter BRT. Di pintu masuk kita dapat melihat daftar shelter dimana BRT akan berhenti. Saat itu kami memutuskan untuk mencoba berkeliling dengan rute Simpang Lima-Terminal Penggaron.
Gambar 2: Salah Satu Shelter BRT
Adapun daftar shelter yang disinggahi oleh BRT berdasarkan pengumuman yang ada di shelter Simpang Lima adalah sebagai berikut:
Gambar 3: Daftar Shelter BRT
Sebelum duduk di tempat tunggu yang telah disediakan kami harus membeli tiket. Tiket BRT seharga Rp 3.500 untuk umum dan Rp 2.000 untuk pelajar. Bagi yang membawa anak-anak akan ditanya petugas, apakah anaknya duduk sendiri atau dipangku. Jika duduk sendiri akan dikenakan tarif yang sama.
Gambar 4 : Tiket
Ada beberapa calon penumpang sudah menunggu di sana. Setelah mendapatkan tiket kami ikut bergabung dengan mereka. Tak berapa lama datang satu unit BRT, tapi tujuannya ke terminal Mangkang, bukan terminal Penggaron. Saat itu petugas menginformasikan BRT dengan tujuan terminal Penggaron datang setelah itu. Baru saja petugas mengakhiri ucapannya, tampak datang BRT yang dimaksud.
Dengan semangat kami memasuki pintu bis. Di dalam sudah banyak penumpang. Meskipun begitu masih ada tempat duduk untuk kami. Sejuk yang terasa oleh saya saat masuk ke dalamnya. Saya berusaha mengamati suasana dalam bis. Saya memberi nilai A plus untuk alat transportasi ini. Bis tampak bersih, AC berfungsi dengan baik dan pelayanan yang baik. Saya sempat berfikir, jika suatu saat saya sedang malas nyetir dan kesiangan pergi ke mall daerah Simpang Lima (takut susah dapat parkir) saya bisa memanfaatkan BRT. Intinya --- bisa di ulang, tidak jera.....----
Gambar 4: Suasana Di dalam Bis Jurusan Terminal Penggaron
Semua penumpang terlihat sangat menikmati perjalanan. Shelter demi shelter bis berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Sampai pada akhirnya bis berhenti di terminal Penggaron. Kami langsung menuju bangunan shelter yang tersedia. Kami berniat langsung kembali lagi ke shelter semula saat berangkat, yaitu simpang lima. Tampak BRT jurusan Mangkang sudah menunggu calon penumpang. Kami bergegas membeli tiket dan langsung masuk ke dalam bis. Tak berapa lama kemudian bis sudah melaju. Para penumpang jurusan ini juga tampak menikhmati perjalanan. Perjalanan begitu lancar dan kami tiba di shelter Simpang Lima lagi.
Gambar 5: Suasana Di dalam Bis Jurusan Terminal Mangkang
Calon penumpang di shelter tersebut tampak lebih ramai dari pagi sebelumnya. Kami segera meninggalkan shelter dan menuju ke mall Ciputra. Seperti biasa, saya menyempatkan diri untuk window shopping..... Semoga belum ada barang yang cocok..., biar tidak boros...he..he.. Sayangnya, saya tergoda untuk membeli sebuah clutch ...
Memperkenalkan lingkungan pada anak merupakan salah satu tugas kita sebagai orang tua. Membawa anak-anak kita keluar rumah dan mengajaknya berkeliling mengendarai angkutan umum merupakan bagian dari cara kita memperkenalkan lingkungan. Selain itu, dengan mengetahui adanya angkutan umum yang memadai dapat dijadikan alternatif trasportasi keluarga yang lebih hemat daripada kendaraan pribadi.*) By: Yunie Sudiro.
Memperkenalkan lingkungan pada anak merupakan salah satu tugas kita sebagai orang tua. Membawa anak-anak kita keluar rumah dan mengajaknya berkeliling mengendarai angkutan umum merupakan bagian dari cara kita memperkenalkan lingkungan. Selain itu, dengan mengetahui adanya angkutan umum yang memadai dapat dijadikan alternatif trasportasi keluarga yang lebih hemat daripada kendaraan pribadi.*) By: Yunie Sudiro.