Setiap organisasi yang terbentuk pasti mempunyai tujuan. Pada sebuah keluarga terdapat ciri-ciri organisasi. Sebuah perusahaan juga merupakan suatu organisasi. Dan perusahaan tempat bernaung saya adalah keluarga. Anda pasti ada yang berpendapat: "apa tidak terlalu berlebihan keluarga dianggap sebagai perusahaan?".
Keluarga merupakan kumpulan orang yang dengan sengaja membentuk suatu sistem untuk mencapai tujuan (goal). Saya yakin setiap keluarga mempunyai sederet daftar yang ingin dicapai. Biar lebih gampang seharusnya tujuan keluarga ditetapkan diawal dengan ungkapan yang ringkas. Kok diawal?... Apa ada keluarga yang terbentuk tanpa tujuan? Menurut saya mungkin ada yang belum, misalnya kawin paksa (kalau masih ada) atau yang menikah karena terpaksa... atau belum terpikirkan kemana perahu yang mereka dayung akan berlabuh. Semua itu tidak jadi halangan kalau mereka mau menetapkan tujuan (tidak ada kata terlambat, daripada lebih lama terombang-ambing tanpa tujuan...) Untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat dalam mencapai tujuan akhir dari masing-masing keluarga.
Tiap-tiap keluarga mempunyai aktivitas dalam menjalankan kehidupannya untuk mencapai goal. Aktivitas yang kita jalankan bisa lebih terkendali dan berarti kalau selalu kita sesuaikan dengan tujuan kita. Jadi hidup jangan disia-siakan. Cari aktivitas yang mempunyai nilai tambah. Nilai tambah tak harus dikonversikan ke bentuk Rupiah lho.... Misalnya: menjadi guru les anak kita, kita tidak langsung dapat bayaran, tapi kita bisa mengetahui perkembangan anak pada hal akademis, bisa mengajarinya sesuai konsep kita dan yang jelas menghemat biaya untuk membayar guru les dari lembaga luar.
Dalam bahasan ini dapat dikatakan bahwa ibu rumah tangga harus mempunyai aktivitas yang terarah dan selalu mempunyai target berdasarkan waktu. Dimana aktivitas itu sendiri merupakan bagian dari aktivitas keseluruhan yang harus dilaksanakan oleh semua anggota keluarga.
Semua orang dapat dipastikan selalu mempunyai tujuan yang baik. Sudah dibahas sebelumnya kalau mau mencapai tujuan akan di-breakdown menjadi aktivitas-aktivitas. Masalahnya dalam menjalankan aktivitas tersebut belum tentu dapat dijalankan dengan lancar. Kita kadang akan terkendala batasan-batasan (constrains). Contoh nyata yang sering kita jumpai: maunya menyekolahkan anak di sekolah bagus, batasan yang paling kelihatan adalah biaya. Dan mungkin masih ditemukan batasan-batasan lain pada kasus yang lain pula dimana setiap orang bisa saja mengalami hal yang berbeda-beda.
Dari alasan-alasan di atas dapat muncul pertanyaan bagaimana caranya kita dapat mencapai tujuan "company" kita melalui aktivitas yang terarah dengan memperhatikan semua batasan masing-masing. Inilah yang membutuhkan pengelolaan atau manajemen.*)By: Yunie Sudiro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar